Bagaimana Jokowi Bisa Menyalip Prabowo Di Jawa Barat?

   Jokowi dan Ridwan Kamil blusukan di Mal Bandung (Bagus Prihantoro/detikcom)


Jakarta -

Lembaga Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) mengamati elektabilitas dua tokoh yang berpeluang kuat maju di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto di Jawa Barat. Di tanah Pasundan itu pada Pilpres 2014 Prabowo unggul dengan prosentase suara 59,8 persen sedangkan Jokowi hanya 40,2 persen.

Sejak itu SMRC terus mengamati elektabilitas keduanya sebagai Capres 2019. Dalam 4 kali survei sejak 2014, SMRC melihat perlahan-lahan elektabilitas Jokowi mulai naik menyalip Prabowo. Terakhir dalam survei yang dipublikasikan Kamis, 2 November 2017, elektabilitas Jokowi di Jawa Barat berada pada angka 25,7% dan Prabowo 22%. Sedangkan nama lain di bawah 2%. Jika head to headsimulasi dua nama, Jokowi memperoleh dukungan 48,8% dan Prabowo 43,8%.

Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan mengatakan diibanding Mei 2017, dukungan terhadap Jokowi meningkat 7,3%, sedangkan Prabowo turun 8,5%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan dukungan terhadap Jokowi di Jawa Barat naik. Pertama, sebagai petahana kinerja Jokowi tentunya terus dilihat oleh masyarakat, termasuk di Jawa Barat. Survei SMRC menunjukkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi untuk skala nasional mencapai 67 persen. "Di Jawa Barat, tingkat kepuasan pada kinerja presiden tak jauh berbeda," kata Djayadi saat berbincang dengan detikcom, Jumat (3/11/2017).

Kedua, evaluasi masyarakat terhadap berbagai kondisi di tanah air secara umum. Situasi politik, keamanan, biaya pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur secara umum dinilai membaik. Cuma di sisi perekonomian masyarakat menilai belum berubah ke arah yang membaik.

Faktor ketiga adalah pembangunan infrastruktur di era Jokowi juga dirasakan oleh masyarakat Jawa Barat. Misalnya pembangunan LRT, bendungan, lapangan terbang dan kelanjutan sejumlah proyek jalan tol. "Pembangunan infrastruktur program pemerintah itu memberikan nilai positif kepada Jokowi secara nasional," kata Djayadi.

Selain itu, frekuensi kunjungan Jokowi ke Jawa Barat juga menjadi faktor bertambahnya dukungan. Jokowi, kata Djayadi, seperti memperhatikan betul titik-titik di mana dia kalah suara dari Prabowo di Pilpres 2014 lalu.

"Jokowi keliling ulama dan pesantren di Jawa Barat, makan sate dengan Ridwan Kamil. Jadi wajar kalau persepsinya makin positif," kata Djayadi mencontohkan. Sebaliknya Prabowo yang bukan petahana tak memiliki 'panggung' di Jawa Barat.


(erd/jat)
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments