Gempa 6,4 skala richter di NTB memakan korban jiwa. Gempa ini disebabkan oleh aktivitas Sesar Naik Flores.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, Dwikorita Karnawati, menerangkan hasil analisis BMKG bahwa gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Gempa bumi tersebut dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Video amatir setelah Gempa
Data sementara dampak gempa 6,4 SR di Lombok Timur: 3 orang tewas, 2 luka dan puluhan bangunan rusak. Gempa susulan 43 kali sampai 29/7/2018 pukul 08.09 WIB. BPBD masih melakukan pendataan. Korban diperkirakan bertambah. Masyarakat dan turis diminta tenang adanya gempa susulan. pic.twitter.com/dT8KAeC2b6
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) July 29, 2018
Guncangan gempa bumi tersebut dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI). Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI.
"Gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Dwikorita dalam siaran pers dari BMKG, Minggu (29/7/2018).
Seperti diketahui, gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa Minggu (29/7) dengan kekuatan 6,4 SR. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.47 WIB tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
detik.com
Baca juga:
loading...
loading...
0 Comments