Lagi! Prabowo Dikuliti Aibnya oleh Teman Seangkatan & ‘Mati Karir’!



Satu demi satu borok Prabowo terus tersingkap.

Kali ini yang membongkar adalah rekan seangkatan Prabowo sendiri semasa di Akabri, yaitu Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi.

Dari ulasan yang dibeberkan Saurip dengan amat blak-blakan tersebut, menjadi semakin jelas mengapa Prabowo amat terengah-engah menghadapi Jokowi dalam debat capres keempat kemarin.

Dan jawabannya sungguh amat mengejutkan sekaligus penuh syukur karena Indonesia masih memiliki Jokowi.

Berikut ulasannya.

Dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, debat calon presiden (capres) 2019 telah berlangsung di Hotel Shangri-La pada Sabtu (30/3) malam kemarin.

Pada ajang debat keempat ini, Paslon 02 Prabowo Subianto dianggap telah mempermalukan TNI.

Hal itu disampaikan oleh Mayjen TNI (Purn) Saurip Kadi. Sebagai teman seangkatan Prabowo Subiyanto di Akabri (Nomor Akademi 70), ia mengaku heran bagaimana mungkin Jokowi Widodo yang lulusan Faktultas Kehutanan justru lebih menguasai bidang pertahanan daripada Prabowo.

“Prabowo kembali mempermalukan TNI, karena ternyata tidak mengetahui bahwa di seluruh dunia, yang digunakan dalam menyusun rencana pertahanan adalah ‘Hakikat Ancaman’ yang bakal dihadapi sebuah negara,” kata mantan Aster Kasad ini dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (31/3).

Ia menerangkan, 'hakikat ancaman' itu sendiri adanya di perkiraan intelejen strategis baik jangka pendek, menengah dan panjang.

Oleh karena itu, di setiap kedutaan besar negara manapun dilengkapi dengan atase pertahanan dari ketiga angkatan.

“Sehingga dasar penyusunan hakikat ancaman benar-benar valid, sama sekali bukan asumsi apalagi halusinasi. Merekalah Bbadan Pengumpul Keterangan yang resmi dibiayai negara," terangnya.

Menurut Saurip, Capres nomor urut 01 justru mengetahui bahwa perang zaman sekarang bukan lagi adu kekuatan persenjataan seperti perang zaman old. Tetapi perang asimetris yang intinya adalah bagaimana memmengaruhi rakyat negara lawan melalui perubahan mindset.

Negara lain pun, lanjut Saurip, telah mengubah konsep pertahanan mereka.

Bahkan Amerika Serikat (AS) juga sudah menutup sejumlah pangkalan militernya di negara lain.

Kemudian perihal besaran anggaran, menurutnya Prabowo juga keliru apabila membandingkan besaran anggaran militer Indonesia dengan Singapura. Pasalnya luas wilayah Singapura hanya sebesar Kabupaten Brebes.

"Dengan luas wilayah yang kecil, tidak lebih dari Kabupaten Brebes, tapi menguasai kekuatan ekonomi kawasan melalui jasa finansial dan perdagangan, maka tidak ada pilihan, Singapura harus mempunyai keunggulan dibidang militer. Karena dengan satu sorty pengeboman saja, Singapura akan habis,” ungkapnya.

Jadi, menurut Saurip, nampaknya Prabowo harus belajar lagi perihal pertahanan dan keamanan yang terbaru sesuai zaman now.

"Kalau perlu, melalui 'bimbingan belajar," kata Saurip.

Kemudian mengenai Capres Nomor 02 yang mengaku bahwa dia lebih TNI dari TNI, Saurip mengatakan bahwa Prabowo merupakan perwira tinggi TNI yang dipecat karena berinisiatif melakukan penculikan sejumlah aktivis.

"Karena pak PS (Prabowo) adalah perwira tinggi bintang tiga dan lagi menantu Pak Harto, ya saru kalau digunakan istilah dipecat, maka dihadapkan pada kondisi riil saat itu, penggunaan istilah diberhentikan sungguh sangat bijak," tandasnya.



Pada media lain, ulasan di atas ternyata masih bersambung, dengan bahasan yang semakin membuat terperangah. Tentang Jokowi.

Seperti dikutip dari jurnasdotcom, terhadap pertanyaan, kualitas jawaban bidang pertahanan oleh capres nomor urut 01 Jokowi, Saurip Kadi mengajak bangsa ini sepatutnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena mempunyai Presiden yang paham tentang tentara dalam negara demokrasi dimana senjatanya wajib menghadap keluar.

Dan karenanya gelar TNI yang saat ini adalah warisan Belanda yang dilanjutkan Orba, maka kedepan harus ditata ulang agar bisa meng "cover" seluruh wilayah pertahanan NKRI, untuk melumpuhkan musuh sebelum masuk maupun yang sudah terlanjur masuk masuk ke dalam wilayah NKRI.

Ditanya tentang siapa yang bakal tampil sebagai pemenang dalam Pemilu 17 April 2019 mendatang, Saurip Kadi mengingatkan segenap Keluarga Besar TNI (KBT) bahwa menggunakan Hak Pilih adalah HAMm

Tapi sebelum segalanya terlambat, terkhusus kepada para pensiunan prajurit TNI dan terlebih mantan elit TNI utamanya mantan Panglima TNI dan Kas Angkatan serta petinggi TNI yang ada di BPN Paslon 02 bahwa sampai ajal menjemput, para pensiunan mempunyai kewajiban untuk menjaga kehormatan, derajat dan martabat TNI.

"Apa yang kita cari di hari tua? Haruskah para pensiunanan tega membiarkan TNI kembali menanggung aib, karena prajurit TNI harus menghormat dengan sangkur terhunus kepada mantan petinggi TNI yang berhenti dari dinas aktif, karena dipecat? Naudzu billah mindalik" ujar Saurip Kadi lagi

Saurip Kadi mengakui, memang sulit untuk tidak menempatkan Pak Prabowo sebagai bagian dari KBT, tapi para purnawirawan TNI wajib menjaga TNI sebagai almamater tempat kita dulu menyerahkan jiwa dan raga untuk kejayaan NKRI.

Kecuali bagi mereka yang tidak merasa bahwa penculikan aktivis, bukanlah aib bagi TNI dan terkhusus bagi lulusan Akademi TNI.

"Dan kalau betul ada pensiunan TNI yang tidak menempatkan hal tersebut sebagai aib, maka kedepan mereka tidak layak untuk menyebut dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional.

Karena pak Dirman dan para pendiri TNI lainnya serta para pelatih kita di Akademi TNI tidak pernah mengajarkan bahwa rakyat apalagi aktivis demokrasi sebagai musuh negara, sehingga mereka sah untuk diculik," tegas Saurip Kadi yang memang dikenal kritis ini.

Sementara itu kepada segenap anak bangsa, Saurip Kadi menyerukan bahwa Pemilu bukan Perang. Pemilu tak lebih untuk memilih Capres dan program untuk 5 tahun ke depan.

"Untuk itu, pilihlah Capres yang nyata-nyata sudah terbukti berani dan berhasil memberantas Mega Korupsi, Mafia Tambang serta Migas seperti Petral, Free Port, Newmont, Blok Rokan, Mahakam" jelas Saurip.

Ia juga mengajak masyarakat memilih figur yang mampu membangun rasa Indonesia melalui kualitas pelayanan dan infrastruktur yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia.

"Dan pilih pemimpin yang nyata-nyata mampu melanjutkan pembangunan jalan TOL dan infratsruktur yang dimasa lalu MANGKRAK. Melalui Dana Desa dan sejumlah program Kartu, kini rakyat kecil sudah mulai merasakan manfaat NKRI," pungkas Saurip Kadi.

Makin yakin bahwa Jokowi adalah pilihan terbaik Presiden Indonesia periode selanjutnya?

Mari bersama coblos yang putih pada 17 April mendatang. Sebab putih adalah lambang kesucian. Seperti Jokowi yang merupakan lambang supremasi rakyat, demi negeri tercinta ini tak jatuh ke tangan para penguasa yang berasal dari kalangan elit, yang tak memandang sepicing matapun terhadap kepentingan rakyat.

#17AprilJokowiPresiden

#JokowiLagi
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments