Akhir Tragis Drama TSM Prabowo Sang Pemimpin Para Sengkuni


Memang dari awal kualitas antara Jokowi dan Prabowo berbeda. Buat rakyat yang ingin Indonesia maju dan sejahtera pasti paham bahwa Jokowi adalah presiden yang mampu memberikan gebrakan terhadap kemajuan Indonesia diberbagai sektor. Jokowi juga sangat selektif terhadap jajaranya dalam hal ini Jokowi tidak sembarangan mempercayakan sektor-sektor crusial Indonesia kepada para menteri. Seperti sektor ekonomi, perikanan Indonesia, keamanan negara Jokowi sudah pasti mempertimbangkan dan melihat rekam jejak dan pasti juga melihat karakteristik calon menterinya.

Tidak ada yang dapat mengubah nasib orang yang sudah digariskan oleh Tuhan. Kalimat ini tampaknya mewakili kisah hidup Jokowi sebagai rakyat biasa Jika dilihat dari latar belakang keluarga Jokowi, apalah arti seorang Jokowi yang hanya berasal dari keluarga sederhana. Tidak terbayangkan oleh dirinya bahkan mungkin orang tuanya untuk menjadikan Jokowi sebagai orang no 1 di Indonesia. Namun jika Tuhan sudah berkata iya, seorang pengusaha mebel pun mampu menjadi walikota, mampu menjadi gubernur dan mampu menjadi presiden 2 periode. Ketika Tuhan sudah berkata iya, berulang kali difitnah, dikatakan PKI, berkali-kali dicoba dilengserkan dan dijatuhkan, bahkan puluhan kali direndahkan namun tetap jalanya menuju istana. Ini adalah cara Tuhan memuliakan orang yang baik dan beraklak mulia. Inilah jalan yang diberikan Tuhan kepada orang yang taat memuliakanNya.


Jokowi selalu mendapatkan pujian dan apresiasi dari kalangan dunia sebagai pemimin bangsa besar yang mampu membuat perubahan baik bagi negaranya. Jokowi telah mendapat banyak ucapan selamat dari pemimpin negara lainnya sebagai presiden yang terpilih 2 periode. Bukan hanya diakui oleh rakyatnya sendiri namun Jokowi juga telah diakui dunia.

Bagaimana dengan oposisi yang dikatakan berasal dari kalangan bangsawan, berpendidikan tinggi dan mendapatkan gelarnya diluar negeri. Prabowo sosok yang selama ini dijunjung oleh elite pendukungnya yang mengatakan dia berasal dari trah elit, kaum terpandang dan pendidikan tinggi. Mereka dengan bangga mengatakan bahwa Prabowo dan Jokowi berbeda kasta, berbeda kualitas. Namun kenyetaanya setinggi apapun pendidikannya, sebanyak apapun hartanya, setinggi apapun status sosialnya namun jika Tuhan berkata tidak maka sebrutal apapun Prabowo berusaha, hasil akhir pun akan tetap berpihak kepada Jokowi.

Seharusnya Prabowo bercermin dan berkaca, kenapa dia selalu kalah dalam mencalonkan diri sebagai presiden. Seharusnya dari awal dia bersikap baik, jujur dan berjalan dijalan yang benar. Seharusnya dia tidak memiliki ambisi yang terlalu besar sebagai presiden. Seharusnya dia tidak menjadi pribadi yang congkak dan brutal. Sepertinya Prabowo harus belajar pada Kaesang yang tetap down to earth dan ikhlas. Kaesang pernah berkata, entah Jokowi terpilih lagi sebagai presiden atau tidak, dia tetap seorang penjual pisang. Prabowo sekalinya mencalonkan diri, memaksakan kehendak harus menjadi presiden maka segala cara dia halalkan bahkan rela mengorbankan rakyat Indonesia.


Secara garis besar, siapa yang kita pilih sebenarnya adalah representasi dari diri kita sendiri. Pendukung Prabowo memiliki pemikiran dan obsesi yang sama, lihat saja Amien Rais, Andre R, Dahnil S, Fadli Zon, Fahri Hamzah dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang memiliki watak keras dan membelot seperti Prabowo. Bahkan orang yang mengaku cerdas dan memiliki gelar tetap tidak bisa memainkan logika jika sudah dibutakan ambisi. Yang pasti pendukung Prabowo telah berhasil dipermainkan oleh Prabowo sendiri, dan Prabowo telah berhadil ditunggangi oleh ormas radikal yang selalu menyuarakan kebencian terhadap pemerintahan sah Jokowi. Disaat pendukung Prabowo membela mati-matian Prabowo, sadar atau tidak mereka telah diseret dalam sebuah sandiwara besar sebagai pemberontak negara. Mereka telah diseret dalam sebuah doktrinasi yang menumpulkan otak dan membutakan mata.

Mulutmu harimaumu, mulut-mulut pendukung Prabowo yang selama ini berkoar-koar seolah kebal hukum pada akhirnya akan membunuh diri mereka sendiri. Hanya tinggal menunggu waktu, pada akhirnya semua akan berakhir pada dinding gelap dan dingin yakni jeruji besi. Sandiwara dunia politik Prabowo pada akhirnya akan sampai pada episode terakhir. Semua tamat dan tetap tidak berakhir indah untuk Prabowo.

Masih ingat kala Prabowo menulis surat wasiat beberapa waktu silam. Surat wasiat yang dia tulis menyiratkan pesan bahwa sebenarnya dia mengakui kekalahanya. Dia sadar betul bahwa dirinya kalah, namun bagaimanapun dia adalah mantan TNI. Dia terlalu memandang tinggi dirinya sendiri sehingga tidak rela kehilangan wibawa dan harga diri. Dia bertarung habis-habisan hingga cara terekstrim pun dia tempuh. Ibarat medan perang, taktik dan upaya terakhir dalam berperang jika sudah dikerahkan maka hasil akhir pun akan terlihat. Jika dia sudah mengerahkan upaya terakhirnya dan dia merasa tetap akan kalah, maka dia harus meninggalkan wasiat bagi pendukungnya. Setelah tagar tangkap Prabowo menjadi trending dunia sepertinya rakyat Indonesia baik silent minority ataupun silent majority telah berani untuk bersuara. Pada akhirnya kebenaran tidak bisa dibungkap, satu persatu orang-orang dalam kubu Prabowo akan dijatuhkan. Kecurangan yang selama ini diteriakkan sebagi kecurangan terstruktur, sistematis dan masif adalah clue untuk apa yang selama ini dia dan kelompoknya lakukan. Pemberontakan dan makar untuk menggulingkan pemerintahan Jokowi secara terstruktur, sistematis dan masif akan segera diakhiri. Aparat Penegak hukum telah mengantongi nama-nama biang kerok kerusuhan dan pada akhirnya Kepolisian akan meruntuhkan negeri Kertanegara beserta antek-anteknya, baik yang ada di Indonesia atau yang ada diluar negeri. Prabowo hanya akan menjadi sebuah cuilan sejarah pemimpin para pemberontak yang paling terobsesi menjadi penghuni istana dan menjadi presiden.

loading...

Berita Terkait