Peluh Jokowi Si Tukang Kayu



Jokowi kecil adalah rakyat jelata seperti saya, dan mungkin kamu serta banyak orang lainnya. Jokowi pernah merasakan getirnya hidup, tinggal di pinggir sungai dan terkena gusur. Jokowi itu bukanlah anak dari tokoh nasional negeri ini, bukan pula anak jenderal yang sudah mengkantongi nama besar keluarga dalam menjalani kehidupan.

Jokowi tidak masuk dalam pengusaha rente negeri ini. Jokowi bukan pengusaha yang hidup dari hasil proyek pemerintah apalagi kongkalikong untuk meluluskan proyek tersebut. Kalau menjadi pengusaha seperti itu, semua orang pasti bisa. Namun Jokowi mengandalkan kemampuan dan kegigihannya mencari peluang dalam bisnis mebel yang ditekuninya, yang pada akhirnya produknya bisa di ekspor karena kualitas.



Dalam sebuah cerita, Jokowi pernah menjadi ‘pengemis’ pada banyak partai ketika ingin maju menjadi calon walikota di Solo. Jokowi gak menarik pada saat itu. Mata politisi di Solo menutup mata pada si tukang kayu kerempeng tersebut. Namun pada akhirnya, seorang kader PDI P yang ingin maju pun menawarkan untuk bisa masuk bersamanya serta maju dalam pilkada. Ketika itu, Jokowi pun diceritakan kehabisan uang untuk modal.

Kerja keras Jokowi pun pada akhirnya menuaikan hasil, ia yang tak dijagokan bisa terpilih menjadi walikota Solo priode pertama. Karena ia bekerja demi rakyat, menjadi pelayan rakyat , blusukan kesana kemari dan mau mencium keringat rakyat demi mendapatkan informasi dan aspirasi, pada pilkada ke dua pun ia menang telak tanpa susah payah kampanye, karena hasil kerja keras dan kedekatannya dengan masyarakat.

Dengan modal sepuluh tahun bekerja melayani rakyat Solo, akhirnya ia pun berani memutuskan untuk menjadi pelayan warga DKI Jakarta. Ketika itu, Jokowi yang tak dijagokan pun menang dan dipercaya memimpin Daerah Khusus Ibu Kota Indonesia.

Belum genap satu priode, Jokowi dipaksa oleh rakyat dari arus bawah untuk menjadi pelayan seluruh rakyat Indonesia, bukan DKI Jakarta saja. Aspirasi mengalir begitu deras, dan pada akhirnya, Megawati sang ketua umum partai tempatnya berada pun harus rela tidak maju pilpres demi putra terbaik negeri ini. Seperti memaksakan, koalisi dengan partai yang kecil-kecil pun dilakoni. Di tingkat elit partai, mungki ketika itu Jokowi gak laku, namun pada akhirnya dapat menang dan menjadi presiden negeri ini.

Setelah menjadi presiden, Jokowi membuat banyak kebijakan yang tidak popular demi membuat pondasi ekonomi yang kuat ke depannya. Infrastruktur pun dibuat dalam rangka konektivitas dan fundamental ekonomi negara yang lebih baik. Pembangunan dari desa melalui dana desa yang berdampak geraknya ekonomi setempat pun berjalan. Rakyat diajarkan untuk bersyukur dengan menarik subsidi BBM dan juga memeberikan keadilan pada daerah lain yang harga BBM nya bisa mencapai berkali-kali lipat dengan mensubsidi dan membuatnya satu harga.



Untuk memastikan berjalannya pembangunan, Jokowi pun seperti tak kenal lelah blusukan hingga pelosok negeri terdalam yang belum pernah dikunjungi presiden sebelumnya. Zona merah pun tak membuatnya takut untuk memastikan keadilan pembangunan, karena fokusnya bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata, tetapi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena semua orang gak mau diperlakukan tidak adil.



Pembuatan waduk untuk ketahanan pangan, mengerjakan proyek pembangkit listrik yang mangkrak untuk menerangi pelosok negeri. Membelah gunung dan hutan untuk pembangunan jalan demi konektivitas yang berdampak pada mudahnya distribusi barang yang akan menekan biaya pengiriman. Perbaikan pelabuhan, bandara dan fasilitas lainnya.




Pada akhirnya, kerja keras Jokowi menjadi perhatian dunia. 15 negara belajar dengan Indonesia bagaimana caranya menurunkan kemiskinan. Dunia memberikan predikat layak investasi sebagai bukti, Indonesia berkualitas di tangan Jokowi. Di tengah carut marut ekonomi dunia, Indonesia pun dianggap tidak perlu bantuan IMF karena Indonesia mampu berdiri sendiri.



Venezuela oleng, Turki pun sama, tetapi Indonesai masuk dalam 0 potensi krisis. Indonesia menjadi negara yang tahan banting, dan pandai dalam navigasi di tengah gejolak perang dangang China dan Amerika.



Jokowi yang tanpa rekam jejak buruk di masa lalu, bebas membuat kebijakan yang tak popular demi masa depan bangsa. Jokowi seorang rakya jelata yang jadi sorotan dunia menjadi pemimpin terbaik di Asia-Australia, bahkan berturut turut masuk dalam 20 muslim berpengaruh di dunia tersebut membuat kita semua untuk optimis memandang masa depan. Udah ah, itu aja…
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments