Judul ILC Lebay, Diobrak-Abrik Sama Adian


TV One dan ILC sangat sulit untuk dikatakan netral. TV One terlihat memihak salah satu kubu. Jika di Pilkada DKI 2017 TV One cenderung memihak Anies, di Pilpres 2019 cenderung memimak Prabowo. Saya kira banyak orang yang memberikan penilaian seperti itu.

Oleh karena itu, sangat logis jika program acara yang ada pada TV One punya tujuan-tujuan politis, seperti memperbaiki citra calon yang didukung, atau membela orang yang dulu didukung, yang sedang sedang dikritik habis oleh rakyat.

Kira-kira apa tujuan TV One dengan menyiarkan ILC dengan tajuk "Anies di pusaran bully" jika bukan untuk membela Anies, memframing Anies sosok yang terzalimi dan terainiaya? Atau begini saja, apakah ILC pernah membuat tajuk, misalnya "Jokowi di pusaran bull"? Padahal kalau kita lihat, apa yang menimpa Anies saat ini tidak ada apa-apanya dibanding apa yang menimpa Jokowi. Jokowi tidak hanya dibully tapi juga difitnah, ducaci maki, bahkan diancam dibunuh.

Maka dari itu, saya pikir TV One melalui ILC terlalu lebay dalam membuat judul. Hal ini semakin menunjukkan kalau TV One memang tidak netral. Acara ILC selain untuk meraih rating yang tinggi, juga digunakan untuk kepentingan politis. Sekilas ILC ingin memberikan pembelaan untuk Anies karena terus dikritik oleh sebab membuat kebijakan yang aneh, serta hasil kerja yang sampai saat ini bisa dikatakan tidak memuaskan.

Maka wajar ketika Adian Napitulu diberikan kesempatan bicara, dia mempermasalahkan judul yang ILC angkat. Karena kata pusaran bullyan tidak menggambarkan kondisi saat ini. Menurut Adian, kata di pusaran bully, artinya berputar-putar dalam bullyan. Kira-kira seperti itu. Adian juga ingin menegaskan sebenarnya arti kara bully itu apa. Menurut kamus bahasa Indonesia, yang termasuk bully adalah pelecehan lisan, pakaaan, ancaman, atas dasar ras, agama, gender, tindakan penindasan, dan sebagainya.

Adian tidak melihat ada pusaran itu pada diri Anies. Adian tidak melihat ada proses bully yang terjadi pada diri Anies. Adian mempertanyakan apakah ada ancaman dan persekusi ke Anies? Bahwa ada satu dua akun yang menghina Anies, ini namanya bukan pusaran. Adian menyebut judul ini sangat bombastis dan mungkin ada keterkaitan dengan Pilpres 2024 seolah-olah Anies sosok yang teraniaya sedemikian rupa lalu rakyat simpati. Adian benar-benar mempertanyakan dimana dibullynya Anies?

Adian bahkan membandingkan dengan kasus Pilkada 2017 siapa yang benar-benar mengalami pembullyan yang luar biasa dibanding apa yang menimpa Anies. Ahok dibully, dipersekusi, diintimidasi yang hal itu tidak dialami oleh Anies.

Adian menegaskan bahwa kritik yang datang ke Anies wajar-wajar saja dan kritik tidak identik dengan bully. Adian memberi contoh ketika ada anggaran yang membengkak karena jumlah TGUPP yang sangat banyak, namun hasil kerjanya tidak relevan, lalu masyarakat memberikan kritik, apakah ini dinamakan bully?

Contoh lain ketika polusi udara meningkat karena banyaknya kendaraan, kemacetan pun meningkat, tapi solusinya malah memperlebar trotoar, bukan memperlebar jalan. Itu kontradiktif. Satu sisi ganjil genap, sisi lain jalan dikecilin. Hal seperti ini wajar jika mendatangkan kritik, tapi ini bukan bully. Hal seperti itu yang ingin ditegaskan oleh Adian.

Beberapa kali Karni Ilyas terlihat menyela pernyataan-pernyataan Adian, ingin membela judul ILC yang menurut Adian tidak tepat dan terlalu bombastis. Beberapa kali juga Karni Ilyas menyela pernyataan narasumber yang mengkritik Anies, yang terlihat seperti ingin membela. Karni Ilyas tidak membiarkan narasumber yang mengkritik Anies untuk menyampaikan pernyataannya dulu hingga selesai tanpa disela.

Judul ILC semalam memang diobrak-abrik oleh Adian. Karni Ilyas selaku pembawa acara terlihat begitu dipermalukan. Seolah-olah ILC sengaja bikin acara memang untuk membela Anies, memframing Anies seolah teraniaya karena berada di pusaran bully, padahal kenyataannya hanya kritikan yang itu sangat wajar karena kinerja Anies yang masih mengecewakan.

Tapi Karni Ilyas dan TV One harus berterima kasih juga kepada Adian. Karena jika Adian tidak hadir, kami pendukung Jokowi tidak akan sudi untuk menonton ILC. Mungkin ILC hanya akan ditonton oleh kampret dan JKT 58 saja.

Adian mungkin mempermalukan ILC karena bikin judul yang lebay dan bombastis, tapi Adian juga yang membuat penonton ILC masih banyak. Adian punya daya magis yang cukup kuat di ILC sehingga membuat kami masih sudi untuk menonton ILC. hee

Sekian...
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments