Stres Tak Tertolong, Amien Rais Akan Siapkan Aksi Massa Besar Kalau Pemilu Curang



Bapak tua satu ini benar-benar sudah tak tertolong lagi. Kekuatan ilusi disertai dengan kebencian yang begitu mendalam sedalam palung laut terdalam di dunia membuat makin terlihat seperti orang yang sudah kehilangan akal sehat dan kewarasan.

Dari dulu memang nyinyirnya sudah mencapai tahap mengkhawatirkan, tapi kali ini, makin mendekati hari pencoblosan, nyinyirnya sepertinya sudah tidak tertolong lagi.



Amien Rais mengatakan, pihaknya akan menyiapkan aksi massa besar jika sampai muncul dugaan kecurangan dalam pilpres 2019. Dia bahkan sudah enggan melapor pada Mahkamah Konstitusi (MK) karena lebih memilih people power.

“Kalau nanti terjadi kecurangan, kita enggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi). Enggak ada gunanya, tapi kita pilih people power, karena itu sah,” kata Amien Rais.

Pernyataan tersebut disampaikan Amien dalam Apel Siaga Umat 313 yang digelar mulai dari Masjid Sunda Kelapa, Menteng, hingga kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol. Apel Siaga Umat 313 digelar untuk mencegah kecurangan pemilu. Menurut Amien, tindakan tersebut sah dan bukan merupakan bentuk provokasi atau ajakan untuk melakukan pemberontakan.

“Bukan revolusi, kalau revolusi ada pertumpahan darah. Ini tanpa sedikit pun darah tercecer, people power akan kita digunakan,” katanya.

“Ingat politik merupakan hal yang diatur juga dalam Islam. Insyaallah kita secara sejuk dan sopan, tapi tegas,” katanya.

Sejuk dan sopan dari Hongkong, tapi ucapannya ini jelas-jelas bentuk menghasut untuk melakukan perlawanan kalau terjadi kecurangan yang tentunya sesuai versi mereka sendiri.

Justru karena tidak mau melaporkan kecurangan pada MK, mereka akan gunakan alasan ini untuk menggunakan cara lain yang lebih keterlaluan. Mereka bisa membuat alasan kalau MK tidak bisa dipercaya atau telah tidak netral. Lalu mereka siapkan cara lain yang mereka inginkan seenak jidatnya, yaitu people power atau aksi massa atau aksi sejenis yang bikin resah.

Kalau sudah bicara aksi massa, kita tahu massa seperti apa yang akan mengikuti aksi seperti itu. Massa yang itu-itu juga yang berasal dari ormas itu lagi itu lagi yang mendukung kubu sebelah yang mau-mau saja dipermainkan oleh politik. Kalau mereka yang ikut aksi, sudahlah, sudah bisa ditebak hasilnya akan seperti apa. Kalau skenario yang selama ini dirumorkan adalah benar adanya, maka bisa jadi aksi ini akan berakhir tidak seperti yang kita harapkan. Apalagi kalau sudah ditunggangi, percayalah, aksi ini bukan hanya tidak bermanfaat dan bikin repot, tapi juga mungkin berbahaya.



Amien Rais kali ini tidak ada bedanya dengan Prabowo. Sama-sama mengeluarkan statement yang menjurus meresahkan. Mereka mungkin fine-fine saja dengan ucapan tersebut. Tapi bagi orang awam, ucapan mereka sudah di luar batas toleransi. Mereka seolah ingin menunjukkan kepada publik kalau mereka tidak siap menerima kekalahan, hanya mau menang saja dan kalau kalah mereka anggap curang.

Mereka ingin menjadi wasit dadakan dalam pilpres kali ini sehingga bisa seenaknya menentukan kemenangan.

Tapi sudah saatnya kita tidak ladeni halusinasi mereka dengan serius. Anggap saja mereka sedang bermimpi dan berhalusinasi parah. Jadi fixed kalau memang kubu sebelah ada rencana dan ancang-ancang untuk melakukan jurus pamungkas terakhir. Kerahkan massa untuk lakukan perlawanan. Massa yang mana? Mungkinkah rekor 7 juta orang akan terlewati sehingga mereka bisa mendapatkan penghargaan Guiness World of Record?

Anggap saja mereka ini sedang gertak sambal. Begini, kalau mereka berani memobilisasi massa untuk tujuan apa pun yang sedang mereka rencanakan, TNI dan Polri pasti tidak akan tinggal diam. Tidak mungkin pemerintah tidak tahu rencana busuk mereka. Langkah antisipasi pasti sudah dipikirkan.

Lagipula kalau memang bapak tua ini sehebat gertakannya, mungkin dari dulu sudah jadi presiden. Buktinya bapak tua ini begini-begini saja, malah sinarnya yang kian redup itu pun karena dibantu oleh nyinyirannya sehingga terus diliput media. Sensasi murahan inilah yang bikin dia terus eksis, lalu dihajar hingga babak belur oleh sindiran tajam dan menohok dari netizen.

Familiar dengan sebutan sengkuni?

Bapak tua ini kalau tidak nyinyir sehari saja rasanya bakal sakit kepala pusing tujuh keliling bumi datar. Takut dilupakan makanya harus bikin sensasi seheboh mungkin.

Atau mungkin bapak tua ini ingin cari sensasi karena ingin menemani Ahmad Dhani? Kalau memang begitu ya bilang saja dong dari tadi.

Bagaimana menurut Anda?
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments