Orang Ini Berharap Khilafah Tegak Di Indonesia 2024, Kode Keras Buat Pemerintah



Nah, sekarang sudah ketahuan belangnya. Pelaksana Tugas Ketua PA 212, Asep Syarifudin mengharapkan khilafah bisa tegak berdiri di Indonesia. Menurutnya, khilafah atau sistem kenegaraan yang berlandaskan ajaran Islam itu tidak terlarang. Dia menilai, kalau menolak khilafah, sama artinya menodai agama, dengan alasan khilafah adalah sistem politik serta menjadi salah satu bagian syariat Islam.

"Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu menolak syariat Islam. Itu penodaan agama," kata Asep.

Alasan Asep yang menginginkan khilafah tegak di Indonesia itu adalah, karena sistem kenegaraan di Indonesia kekinian belum bisa mengamankan kedaulatan agama. Karena kondisi itulah, Asep sangat menginginkan khilafah dapat tegak berdiri di Indonesia pada masa mendatang. "Sistem itu dalam masyarakat iya tapi untuk konteks amankan kedaulatan agama belum tentu."

Nah, ini adalah sebuah kode keras buat pemerintah untuk segera bertindak tegas. Negara ini adalah negara yang berlandaskan Pancasila, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dari merdeka hingga sekarang, bukan berlandaskan khilafah seperti yang dimimpikan oleh gerombolan ngotot yang mengatasnamakan agama untuk mencapai tujuannya.

Jokowi sudah pernah mengatakan saat pidato Visi Indonesia beberapa hari lalu, bahwa tidak ada toleransi bagi siapa pun yang berniat mengganggu Pancasila. Beberapa waktu belakangan ini, kelompok ini diam-diam bermimpi sambil menjemput peluang.

Tidak percaya? Kelompok ini secara terang-terangan bahkan memutuskan hubungan dengan Prabowo padahal saat masa kampanye lalu, mereka mendukung habis-habisan. Asep juga sempat memberikan pernyataan mengenai capres gagal usungannya, Prabowo, saat bertemu dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih pada Pilpres 2019, Jokowi, yang dilakukan di Stasiun MRT Lebak Bulus.

Dia menilai, pertemuan tersebut merupakan bentuk pengkhianatan Prabowo. Dengan pertemuan tersebut, Prabowo dianggap mengabaikan aspirasi umat, termasuk PA 212. Dia menjelaskan, PA 212 dan sejumlah ulama pada Pilpres 2019 mendukung Prabowo-Sandiaga Uno karena dinilai bisa membela dan mengakomodasi kepentingan mereka.

Ini tolong digarisbawahi ya. Mereka mendukung paslon 02 dengan harapan bisa mengakomodasi kepentingan mereka. Dan ketika dia berharap khilafah bisa tegak di negeri ini, maka bisa kita simpulkan bahwa Prabowo adalah kuda yang mereka tumpangi untuk mencapai tujuan tersebut. Prabowo melakukan manuver balik arah sehingga mereka makin jauh dari tujuan. Makanya mereka kecewa dan ngamuk massal.

Prabowo yang dianggap pahlawan dan pembela kepentingan umat dan ulama (umat dan ulama mana dulu nih?), sekarang turun derajat jadi pengkhianat. Jadi, tujuan mereka sangat jelas, dan pemerintah harus segera turun tangan. Peduli amat dengan perisai kriminalisasi ulama atau sejenisnya karena mereka jelas-jelas menginginkan sebuah negara dengan ideologi yang berbeda dari sekarang.

Jokowi diidentifikasi oleh PA 212 dan kelompok semacamnya sebagai sosok yang anti ulama. "Jadi, kalau Prabowo berkomunikasi (dengan Jokowi), menurut saya ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi umat dan rakyat," kata Asep.

Tolong jangan bawa-bawa umat dan rakyat deh, padahal umat yang mereka maksud itu hanya umat kelompok mereka sendiri. Mayoritas masih waras dan tidak seperti mereka yang seenak jidat mau mengubah negara ini. Para pahlawan susah payah memerdekakan negeri ini tapi mereka seolah merasa lebih suci dan lebih dari pahlawan sehingga berhak utak atik negara ini.

Dan satu lagi, kenapa harus berharap khilafah tegak 2024? Bau politik dalam diri kelompok mereka sangat terasa. Ini dikarenakan tahun 2019 ini sudah gagal total. Capres yang mereka dukung kalah, dan dianggap berkhianat. Sehingga rencana gagal total. Makanya mereka akan bermain lagi di tahun 2024.

Jadi sudah jelas, mereka akan mencari kuda baru untuk ditunggangi pada tahun 2024 nanti. Kita masih belum tahu pasti siapa karena masih lama banget. Lagipula bisa jadi ada kemungkinan mereka sudah habis karena disikat pemerintah. Who knows? Dan ingat, siapa pun yang mereka dukung, itulah yang mereka anggap bisa membantu mewujudkan impian mereka. Ingat itu baik-baik.

Bicara soal pengkhianat. Coba pikirkan, bukankah ini yang disebut mengkhianati para pahlawan dan tokoh serta bapak pendiri bangsa yang mengorbankan jiwa raga untuk membentuk NKRI? Akankah pemerintah masih akan terus berdiam disaat mereka makin terang-terangan ingin mewujudkan khilafah?

Ingat-ingat lagi bukankah HTI dulu juga dalam persidangan terbukti ingin mendirikan negara khilafah sehingga harus dibubarkan?

Sumber: Seword.com
loading...

Berita Terkait

Post a Comment

0 Comments